Minggu, 05 Februari 2012
Bandara Supadio Pontianak Kembali Beroperasi
Sehubungan dengan insiden terkelupasnya permukaan landasan pacu Bandara Supadio Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Sabtu (4/2/2012) kemarin, PT Angkasa Pura II (Persero) menghentikan operasional sementara Bandara Supadio Pontianak dengan alasan keselamatan (safety).
Sesuai Notam yang dikeluarkan PT Angkasa Pura II, penutupan Bandara Supadio mulai dilakukan antara pukul 15.50 WIB hingga pukul 19.00 WIB untuk keperluan perbaikan.
Pekerjaan perbaikan tersebut diperkirakan selesai pukul 18.40 WIB.
"Saat ini Bandara Supadio sudah beroperasi kembali secara normal. Kepada masyarakat, khususnya pengguna jasa Bandara Supadio maupun pihak-pihak lain yang terkena dampak negatif atas insiden ini, kami atas nama manajemen memohon maaf yang seluas-luasnya," jelas Direktur Operasi dan Teknik PT Angkasa Pura II Salahudin Rafi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/2/2012).
Salahudin Rafi menjelaskan, proses pengelupasan lapisan aspal dengan ukuran sekitar 2x2 meter dengan kedalalaman 3-6 cm tersebut terjadi pada pukul 15.00 WIB.
"Titik terkelupasnya ada di Runway 15, sebelah kiri, sekitar 740 meter dari ujung landasan," imbuh Salahudin Rafi.
Secara prinsip, menurutnya, landasan pacu Bandara Supadio memenuhi persyaratan laik operasi.
Pengecekan rutin terhadap kondisi landasan pun dilakukan secara rutin berkala, baik oleh Angkasa Pura II selaku pengelola maupun oleh otoritas penerbangan sipil atau regulator yang dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Penelitian terakhir terhadap kekuatan dan tingkat kekerasan landasan Supadio dilakukan pada 2011 lalu dengan hasil memenuhi syarat.
Di sisi lain, untuk menambah faktor keselamatan, penambahan lebar landasan pun telah dilakukan, dari 30 meter menjadi 45 meter. Sehingga saat ini, ukuran landasan pacu Bandara Supadio adalah 45 X 2.250 meter.
"Dengan ukuran yang ada, serta didukung tingkat kekuatan dan kekerasan landasan yang dimiliki, pesawat berbadan lebar sejenis Boeing 737 seri 200 dan 500 diizinkan oleh regulator beroperasi di Bandara Supadio. Bahkan yang di atas jenis itu pun masih diizinkan, dengan syarat menyesuaikan bobot maksimal untuk take-off maupun landing," jelasnya.
Diungkapkan Rafi, cuaca ekstrim yang diiringi intensitas curah hujan tinggi yang terjadi terus-menerus dalam durasi yang panjang belakangan ini, memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat kekerasan dan daya tahan lapisan permukaan landasan pacu Bandara Supadio.
Landasan pacu Bandara Supadio saat ini berbahan aspal beton (hot mix) maupun struktur dasar landasan yang awalnya adalah lahan gambut.
"Luasnya landasan yang didukung penetrasi air terhadap lapisan permukaan landasan cukup besar, sehingga mengakibatkan rusaknya lapisan perekat antar lapisan pengerasan pada landasan. Kondisi ini yang mengakibatkan terkelupasnya lapisan pengerasan," paparnya.
(Tribunnews)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar