www.birotiket.com/?id=tiket2012 - Nikmati Layanan Tiket Pesawat Murah, Booking dan Cetak Sendiri Tiketnya

BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA

Bergabung? silahkan klik disini

Rabu, 15 April 2015

Pujian Berlebihan dari Orangtua Bikin Anak Narsis



Ilustrasi

Banyak orang tua yang senang memuji anaknya sendiri. Namun, jangan berlebihan. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Science, pujian orangtua yang berlebihan dapat membuat anak menjadi narsis.

"Anak-anak akan merasa mereka lebih baik daripada orang lain. Mereka juga menuntut perhatian terus-menerus dan kekaguman dari orang lain," kata ujar peneliti utama Eddie Brummelman dari University of Amsterdam.

Menurut dia, anak akhirnya cenderung menjadi agresif ketika mendapat kritikan atau merasa terhina. Peneliti mengatakan, narsisme pada anak akan berkembang ketika orangtua menganggap anak mereka lebih istimewa dan lebih berhak dari yang lain.

Penelitian psikologi anak ini melibatkan 565 anak-anak Belanda berusia 7-11 tahun dan orangtua mereka. Para peneliti mengaku ingin mengamati tentang citra diri dan bagaimana cara orangtua membesarkan anak-anak mereka.

Penelitian dilakukan dengan meminta anak-anak mengisi kuesioner untuk mengukur kepercayaan diri mereka, dan mengevaluasi seberapa banyak kasih sayang yang mereka dapat dari orangtua. Orangtua pun diminta mengisi kuesioner untuk melihat pandangan mereka terhadap anak dan menilai bagaimana mereka menyayangi anak-anaknya.

"Kuesioner terdiri dari beberapa item seperti, 'anak saya lebih istimewa dari yang lain', 'anak saya adalah contoh yang baik untuk diikuti orang lain," jelas Brummelman.

Peneliti juga melihat bagaimana orangtua menilai kepintaran anak dan mencocokkannya dengan IQ anak sebenarnya, Menurut Brummelman, para orangtua yang memuji anaknya berlebihan sering kali mengklaim anak mereka sangat pintar.

Dari penelitian itu, Brummelman mengaku menemukan hubungan antara pujian berlebihan dari orangtua dengan sifat narsis pada anak. Namun, pengaruhnya tidak terlalu besar dan ada banyak faktor lainnya.

Brummelman berharap temuan ini dapat membantu orangtua dalam mendidik anak mereka. Menurut dia, pujian bisa diberikan untuk membuat  anak merasa lebih dihargai. Namun, jangan berlebihan dan tak perlu menyampaikan bahwa anak mereka lebih istimewa atau lebih memiliki hak daripada anak lainnya.

Apa Efek Konsumsi "Brownies" Ganja?




 
Ilustrasi

Penemuan Badan Narkotika Nasional mengenai adanya ganja yang dicampurkan dalam bahan makanan dan dimasak berbentuk kue brownies dan cokelat ramai diberitakan dalam dua hari ini. Berita tersebut juga menimbulkan kecemasan para orangtua karena khawatir anak-anak mereka tanpa sengaja membeli kue ganja tersebut.

Menurut dokter spesialis saraf Fritz Sumantri Usman, konsumsi ganja, apa pun bentuknya, bisa menimbulkan efek ketagihan.

"Ganja itu menstimulasi kerja di otak kita, dan (hasil) stimulasinya yang menyenangkan. Zat ini akan merilis neurotransmiter dopamin. Efek yang sama juga dihasilkan dari menonton film porno atau makan, tetapi tingkat rilisnya berbeda," kata Fritz di Jakarta, Selasa (14/4/2015).

Berbeda dengan heroin, sabu, atau narkoba lainnya, menurut Fritz, efek ganja ke badan tidak banyak. "Kalau sabu atau amfetamin, efeknya jelas, halusinasi dan sebagainya. Kalau ganja, efeknya hanya menenangkan saja," ujar dokter dari RS Fatmawati, Jakarta, ini.

Karena efeknya tersebut, di dunia kedokteran masih terdapat pro dan kontra mengenai keamanan ganja.

Meski demikian, menurut Fritz, ganja tetap menimbulkan ketagihan. Pemakaian ganja yang terus-menerus bisa membuat dopamin terus dipicu sehingga pusat dopamin akan sedikit over produksi dan menjadi "cepat capek".

"Kondisi itu bisa mengganggu proses pembentukan dopamin pada kemudian hari sehingga ada kemungkinan menderita penyakit parkinson. Bukan berarti orang yang sakit parkinson itu karena ganja. Namun, pemakaian ganja meningkatkan risiko," katanya.

Beberapa penelitian juga menunjukkan penggunaan ganja sejak usia remaja bisa menurunkan tingkat kecerdasan seseorang.

Pemakaian ganja juga bisa menjadi pintu masuk untuk penggunaan narkoba jenis lainnya. "Sama seperti rokok yang bisa jadi pintu masuk bagi zat berbahaya lainnya," tandasnya.

Sumber : kompas.com

Followers