Jumat, 20 Desember 2013
Gawat Nih .... Industri Penerbangan Bisa Gulung Tikar Akibat Rupiah Melemah
Rupiah kini menyentuh level di atas Rp12.000 per dolar AS.
Rabu, 18 Desember 2013
Atut Jadi Tersangka, Ini Kata Wali Kota Airin
Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany yang adik ipar Atut datang ke KPK
Adik ipar Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, tak berkomentar banyak soal penetapan status tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi terhadap kakak iparnya."Pada prinsipnya, saya menghormati proses hukum dan menghormati lembaga KPK sebagai lembaga penegak hukum. Jadi kami serahkan semua kepada KPK," kata Airin di Gedung KPK, Jakarta, Kamis 19 Desember 2013.
Airin mendatangi Gedung KPK untuk menjenguk suaminya yang merupakan adik kandung Atut, Tubagus Chaery Wardana alias Wawan. Wawan lebih dulu ditetapkan KPK menjadi tersangka dalam kasus pengurusan sengketa Pilkada Lebak, Banten, di Mahkamah Konstitusi.
Wawan diduga menyuap mantan Ketua MK Akil Mochtar Rp1 miliar. Ia ditangkap berselang beberapa jam dari penangkapan KPK atas Akil Mochtar. Dalam kasus ini pula Atut menjadi tersangka. "Ratu Atut diduga bersama-sama atau turut serta (melakukan tindak pidana) dengan tersangka yang sudah ditetapkan sejak awal, TCW (Tubagus Chaeri Wardana)," kata Ketua KPK Abraham Samad.
Atut tak hanya menjadi tersangka dalam satu kasus. Dia juga terlibat korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) di Provinsi Banten. Wakil Ketua KPK Zulkarnaen mengatakan, Atut diduga mendelegasikan kewenangannya terkait pengadaan barang dan jasa alkes ke level kepala dinas. Padahal sebagai pengguna anggaran, Atut harus bertanggung jawab atas semua pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di provinsi yang ia pimpin.
Setelah resmi menjadi tersangka, Atut jatuh sakit. Ia tak kelihatan di muka publik, dan batal melantik Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah untuk yang ketiga kalinya. Ketika ditanya soal sakitnya Atut, Airin hanya diam. Ia tak menjawab dan langsung berjalan menuju Rutan KPK tempat Wawan ditahan.
Sebelumnya, pengacara Atut, Tubagus Sukatma, mengatakan kliennya belum sembuh. "Ibu Atut masih istirahat, tapi sudah lebih baik dari kemarin. Dia tidak dirawat di rumah sakit, hanya di rumahnya di Banten," kata Sukatma kepada VIVAnews.
Juanda Kembali Raih Airport of The Year 2013
Surabaya - General Manager Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, Trikora Harjo, menerima penghargaan Airport of The Year 2013 dalam acara Bandara Awards 2013. Penghargaan tersebut berhasil dipertahankannya selama tiga tahun berturut-turut oleh Juanda.
Trikora mengatakan, penghargaan tersebut adalah bukti pelayanan jasa yang diberikan oleh PT Angkasa Pura I (Persero) sudah sesuai dengan harapan dan keinginan masyarakat dan pengguna jasa. »Penghargaan ini bukti bahwa kami sudah memenuhi harapan pengguna jasa bandara," katanya kepada Tempo, Rabu, 18 Desember 2013.
Ia menjelaskan, Juanda mendapatkan penghargaan tersebut setelah penyelenggara Bandara Award melakukan survei terhadap 41 bandara di seluruh Indonesia. Mereka terdiri atas 13 bandara PT Angkasa Pura I, 14 Bandara PT Angkasa Pura II, dan 14 UPT Kementerian Perhubungan.
Menurut Trikora Harjo, penilaian yang dilakukan sejak Agustus sampai November 2013 ini meliputi penilaian pelayanan serta sarana dan prasarana yang ada di Bandara, mulai dari akses ke bandara, informasi bandara, pelayanan imigrasi, pelayanan keberangkatan dan kedatangan, kenyamanan dan keamanan terminal, kondisi toilet, fasilitas belanja dan restoran, dan berbagai fasilitas umum lainnya.
Juri ajang ini adalah Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, selaku ketua juri serta Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti S. Gumay dan Dirjen Pemasaran Kemenparekraf Esthy Reko Astuty, keduanya selaku juri kehormatan. »Para juri ini mengunjungi bandara-bandara untuk verifikasi data," katanya.
Sedangakn acara malam puncak penghargaan tersebut dilaksanakan di Hotel Borobudur Jakarta pukul 19.00 WIB, Selasa, 17 Desember 2013.
Sebelumnya, pada tahun 2013 ini, Bandara Juanda juga meraih penghargaan sebagai ASEAN Airport of The Year dalam ajang ASEAN Commercial Aviation Awards Langkawi International Maritime & Aerospace Exhibition (LIMA) 2013, dan Best Performing Indonesian Airport of The Year dalam Frost & Sullivan Aerospace Award 2013. »Setidaknya ada tiga penghargaan yang kami raih tahun ini," katanya.
Sumber: tempo.co
Minggu, 15 Desember 2013
Madu 'Ini' Bisa Sembuhkan Luka Dalam Hitungan Hari, Nggak Percaya?
Sudah lama madu dikenal akan khasiatnya yang melimpah tiada tara, baik untuk kesehatan dan dalam perawatan kecantikan kulit kita. Disebut juga sebagai Surgihoney, madu ini juga telah dikembangkan oleh rumah sakit Hampshire untuk membuktikan khasiatnya pada seorang bayi, ibu pasca melahirkan serta pasien kanker.
Ditemukan dalam hasil penelitian, luka-luka dan peradangan yang disebabkan karena infeksi disembuhkan dalam beberapa hari oleh Surgihoney. Bahkan, sebagian besar perempuan yang menjalani operasi melahirkan, bekas luka operasinya lebih cepat sembuh karena mengonsumsi madu jenis ini.
Penelitian dilanjutkan dengan mencoba memberikannya pada prajurit militer yang pulang dari Afghanistan. Luka-luka yang dialami oleh prajurit tentunya beragam jenisnya, dan dengan mengonsumsi madu ini, luka tersebut ternyata cepat sembuh dan hilang.
Dr. Matthew Dryden, seperti dikutip dari Dailymail mengatakan, madu ini menjadi revolusi madu baru yang akan membantu menyembuhkan berbagai penyakit. Saat ini, madu tersebut juga dimanfaatkan untuk proses penyembuhan jerawat serta penderita kanker kulit.
Kandungan penicillin dan antibiotik di dalam madu inilah yang diandalkan sebagai bahan yang mampu menyembuhkan, membunuh bakteri, parasit, serta jamur yang memperparah luka. Bekerja secara efektif dan tidak menimbulkan efek samping berbahaya.
"Sebenarnya banyak bahan lain yang dapat membunuh bakteri, tetapi tak ada yang benar-benar merawat setiap sel tubuh seperti madu Surgihoney ini," ungkap Dr. Matthew. Dikatakan pula olehnya bahwa madu Surgihoney ini merupakan obat tradisional yang bisa diandalkan khasiatnya. Kini madu ini telah dilisensikan di Inggris, namun belum siap diperjualbelikan secara bebas dan harus menunggu proses komersialisasi berlangsung.
Sumber: www.clear.co.id
Mengantre atau Mati
Oleh: Herry Tjahyono
Seorang sahabat mengirimkan tulisan menarik yang didapatnya dari sebuah milis – tentang "belajar mengantre vs matematika".
Ketika saya periksa lewat google saya mendapatkan salah satu sumbernya: Kaskus. Karena bermanfaat, saya mohon izin mengadaptasinya dalam tulisan ini. Dikisahkan tentang seorang guru yang mengatakan, sebagai guru ia tak terlalu cemas jika anak didiknya tak pandai matematika. Dia jauh lebih cemas jika mereka tak pandai mengantre. Ditanya kenapa, dengan penuh keyakinan dia menjawab cukup sekitar tiga bulan intensif untuk menguasai matematika. Untuk pandai mengantre dan mengingat pelajaran di balik proses mengantre, perlu setidaknya 12 tahun.
Selanjutnya dikatakan, kelak tidak semua anak didiknya memilih profesi yang berhubungan langsung dengan matematika kecuali keterampilan tambah, kali, kurang, dan bagi. Namun yang jelas, semua anak didiknya itu akan memerlukan etika dan moral (yang didapatkan dari pelajaran mengantre) sepanjang hidup mereka kelak. Lalu dengan tangkas guru itu menjelaskan sebagian nilai-nilai kehidupan berharga di balik keterampilan mengantre, yang akan saya adaptasi sesuai konteks tulisan ini.
Pertama, anak akan belajar manajemen waktu dengan baik, terencana, dan jika ingin mengantre paling depan, ia harus datang lebih awal. Kedua, anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba, terutama jika ia berada di antrean paling belakang. Ketiga, anak belajar menghormati hak orang lain (dan haknya sendiri), yang datang lebih awal dapat giliran lebih dulu. Keempat, anak belajar berdisiplin. Kelima, anak belajar kreatif memikirkan kegiatan apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan selama mengantre (di Jepang biasanya orang membaca buku saat mengantre). Keenam, anak belajar tabah menjalani proses dalam mencapai tujuannya,. Ketujuh, anak belajar hukum sebab-akibat, bahwa jika terlambat harus menerima konsekuensi di antrean belakang. Kedelapan, anak belajar keteraturan dalam hidup. Kesembilan, anak belajar memiliki rasa malu. Kesepuluh, anak belajar jujur pada diri sendiri dan orang lain.
Mewujud dalam perilaku
Kesepuluh nilai itu memang berhubungan langsung dengan etika atau moral seorang anak. Sedangkan etika atau moral berhubungan dengan (hati) nurani. Dan sesungguhnya, jika nurani seseorang "mati" kemanusiaan orang itu juga mati. Saya mendadak tercerahkan bahwa budaya korupsi, setidaknya untuk jangka panjang, salah satunya bisa diberantas melalui pendidikan "keterampilan" mengantre sejak masa kanak-kanak. Budaya, secara praksis adalah values in action atau nilai-nilai yang mewujud dalam perilaku. Maka jika ingin memberantas korupsi, kita wajib menginternalisasikan nilai-nilai yang berkebalikan dengan nilai-nilai yang dianut para koruptor. Mari kita potret head to head pertempuran antarnilai ini.
Pertama, nilai perencanaan dan manajemen waktu adalah lawan telak dari nilai koruptor yang oportunis, aji mumpung, menggunakan kesempatan dalam kesempitan. Para koruptor sangat bodoh dalam merencanakan pekerjaan dan kehidupan mereka, tak punya perencanaan kerja yang etis dan profesional di balik nafsu ingin kaya. Kedua, nilai kesabaran menunggu giliran – lawan sempurna dari nilai hidup koruptor yang ingin kaya dengan cepat. Tak ada kesabaran yang mengendalikan dirinya, bahwa segala sesuatu ada waktunya dan selama penantian "giliran" harus diisi dengan kerja yang baik dan benar.
Ketiga, nilai tentang hak diri dan orang lain akan melumat nilai koruptor yang tak peduli tentang hak dan kewajiban. Koruptor tak mau tahu, semua yang dijarahnya bukan haknya. Jangankan hak orang lain, hak negarapun dia sikat. Dia tak pernah belajar bahwa yang menjadi haknya mesti sesuai kontribusi yang dia berikan dan kewajiban yang dia jalankan dengan baik, di luar itu sama sekali bukan haknya. Keempat, nilai kedisiplinan, lawan dari nilai hidup koruptor yang tidak pernah taat aturan dan seenak hatinya dalam menjalani pekerjaan dan kehidupan,
Kelima, nilai kreatif – menghancurkan nilai koruptor yang hanya "kreatif" dalam mencuri dan menjarah yang bukan haknya, namun bodoh soal berprestasi untuk hal yang positif sesuai kewajibannya. Nilai kreatif, bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan (termasuk kekayaan sekalipun) perlu kinerja yang istimewa dan kreativitas adalah salah satu syarat utama untuk berprestasi di balik uraian tugas dan kewajiban standar yang diberikan. Keenam, nilai ketabahan – merupakan lawan nilai hidup koruptor yang lembek, hedonis, rapuh, cepat menyerah. Para koruptor bukanlah pejuang kehidupan sebab semua kesejahteraan hanya bisa dicapai melalui perjuangan hidup, dan semua perjuangan hidup memerlukan ketabahan. Jadi koruptor tak lebih dari pecundang kehidupan.
Ketujuh, nilai sebab-akibat atau konsekuensi kehidupan – berkebalikan dengan nilai koruptor yang tak pernah konsekuen dalam bekerja. Koruptor ingin melawan hukum alam atau hukum besi kehidupan bahwa yang bekerja baik dan cepat yang akan dapat sesuatu yang diinginkan. Koruptor ingin memutarbalikkan itu semua, tanpa kerja keras dan bersantai-santai, namun cepat kaya dan paling kaya.
Kedelapan, nilai keteraturan dalam kehidupan – menentang nilai kekacauan (chaos) yang dianut para koruptor. Para koruptor dengan sadar membuat kekacauan dalam sistem kerja, lingkungan kerja, dan kehidupan melalui perilaku korupsinya. Dan celakanya, dia tak peduli dengan itu semua. Koruptor adalah orang yang kacau hidup dan kerjanya.
Kesembilan, nilai tentang rasa malu – bertentangan habis dengan nilai koruptor yang tidak pernah menghargai martabat dirinya sebagai manusia, dan bermuara pada sifat tak punya malu. Lihatlah para koruptor yang masih cengengesan di berbagai tayangan televisi, bahkan sempat melambai-lambaikan tangan meski memakai baju tahanan. Hal itu hanya bisa dilakukan oleh manusia yang tak punya rasa malu karena hilang martabat diri. Kesepuluh, nilai kejujuran – merupakan lawan sempurna dari nilai diri koruptor yang serba culas dan menipu siapapun, termasuk Tuhan dan diri sendiri.
Maka kesepuluh nilai di balik pelajaran mengantre itu layak dijadikan obat jangka panjang untuk memberantas budaya korupsi di negeri ini. Sesuai konteks tersebut, keterampilan mengantre perlu dilatih sejak dini. Untuk jangka pendek, kita bisa mengandalkan pemberantasan korupsi bersifat sistemik dan law enforcement. Namun jangka panjang, mutlak harus dimulai dengan pendidikan (internalisasi) nilai-nilai seperti dalam keterampilan mengantre sejak usia dini. Mengantre atau mati (nurani), itu saja pilihannya!
Herry Tjahyono, Terapis Budaya Perusahaan
Vaginoplasty Tak Pengaruhi Kepuasan Seksual
Kondisi vagina yang tak lagi sama seusai melahirkan kerap membuat wanita tak percaya diri dan merasa tidak nyaman. Akibatnya, sebagian wanita merasa tidak bisa lagi menikmati hubungan seks dengan pasangannya. Menghadapi hal ini, sebagian wanita memilih prosedur rekonstruksi vagina yang disebut vaginoplasty.
Operasi vaginoplasty bertujuan mengencangkan otot, perineum, dan dinding panggul sehingga vagina kembali pada bentuk dan fungsinya seperti sebelum kehamilan. Tindakan vaginoplasty dilakukan dengan membuang jaringan yang berlebih dan merapatkan jaringan penyokong dan otot dinding vagina, perineum, serta dasar panggul. Perineum adalah daerah antara area genital eksternal wanita (vulva) dan anus.
Walau dikatakan bisa meningkatkan sensitivitas dan gairah saat berhubungan seksual, nyatanya vaginoplasty tidak selalu berhubungan dengan aktivitas tersebut.
"Perlu diingat sensitivitas serta kepuasan saat berhubungan seks berbeda pada tiap wanita, dan tidak melulu dipengaruhi kerapatan vagina. Apalagi daerah liang vagina sebetulnya tidak memiliki persarafan sensoris. Persarafan sensoris hanya terdapat di area luar vagina," kata dokter ahli bedah plastik Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Lisa Hasibuan, kepada KOMPAS Health, Senin (9/12/2013).
Oleh karena itu, lanjut Lisa, operasi vaginoplasty yang lebih bersifat kosmetik ini tidak disarankan kepada tiap wanita. Proses rekonstruksi vagina sendiri sebetulnya sudah dilakukan seusai wanita melahirkan.
Proses rekonstruksi vagina tersebut, jelas Lisa, dilakukan seusai tindak episiotomi. Episiotomi adalah tindakan perobekan perineum yang bertujuan melebarkan jalan lahir. Proses rekonstruksi dilakukan dengan menjahit kembali mulut dan liang vagina yang melebar seusai proses persalinan.
Meski begitu hasil rekonstruksi ini bisa saja "jebol" kembali karena beberapa sebab, misal pendarahan atau infeksi. Apalagi vagina merupakan muara saluran air seni, anus, dan kelamin. Hal ini mengakibatkan hasil operasi rekonstruksi vagina rawan jebol, sebelum benang operasi menyatu dengan jaringan di sekitarnya.
"Yang patut ditekankan di sini adalah vaginoplasty tidak berhubungan langsung dengan sensitivitas atau kepuasan hubungan seksual pada wanita. Namun, jika vaginoplasty dipertimbangkan bisa memperbaiki rasa percaya diri yang berefek pada kepuasan hubungan seksual, maka bisa saja tindak tersebut dilakukan," kata Lisa.
Sumber: kompas.com