www.birotiket.com/?id=tiket2012 - Nikmati Layanan Tiket Pesawat Murah, Booking dan Cetak Sendiri Tiketnya

BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA

Bergabung? silahkan klik disini

Rabu, 21 Januari 2015

Cara Instalasi WhatsApp untuk PC


Aplikasi pesan instan WhatsApp tersedia di platform Android, iOS, BlackBerry, dan Windows Phone

Lama dinanti, WhatsApp versi desktop akhirnya resmi dirilis. Pengumuman hadirnya aplikasi chatting versi komputer ini disampaikan langsung oleh CEO WhatsApp Jan Koum dalam sebuah postingan di akun Facebook resminya, Rabu (21/1/2015).

Bagaimana cara meng-install aplikasi tersebut di desktop (PC) dan laptop? Pengguna ternyata tidak perlu mengunduh dan instalasi file khusus apa pun di PC untuk aplikasi WhatsApp versi ini.

Seperti yang telah diungkapkan oleh Koum, pengguna WhatsApp bisa langsung mengakses layanan tersebut melalui web browser atau peramban.

Itu artinya, pengguna hanya perlu memiliki browser di perangkat PC. Untuk masa awal peluncurannya, Koum meminta pengguna untuk menjalankan aplikasi tersebut melalui peramban milik Google, yakni Chrome.

Sementara ini, baru pengguna WhatsApp di Android, Windows Phone, dan BlacBerry yang bisa menikmati fitur tersebut. Pengguna gadget Apple berbasis iOS masih harus sedikit bersabar. Menurut Koum, masih ada batasan dari platform Apple yang membuat fitur baru ini belum bisa berjalan.

Untuk mengaktifkan fitur WhatsApp di PC, pengguna diminta mengunjungi laman https://web.whatsapp.com menggunakan browser Google Chrome tersebut. Yang harus dilakukan sebelumnya adalah memperbarui aplikasi WhatsApp dari toko aplikasi platform masing-masing.

Dalam laman tersebut, pengguna akan diminat untuk login menggunakan QR Code yang ada melalui aplikasi WhatsApp versi terbaru. Caranya, dari aplikasi masuk ke menu "WhatsApp Web" untuk memindai (scanning) QR Code yang tampil di https://web.whatsapp.com di browser Chrome.

Pengguna memang tidak perlu melakukan pendaftaran baru untuk menggunakannya karena fitur web ini hanya merupakan perpanjangan dari ponsel. Artinya, semua pesan akan tetap aktif di ponsel.

Akan tetapi, fitur ini sepertinya belum tersedia untuk seluruh pengguna. Karena saat dicoba KompasTekno di perangkat Android, Kamis pagi pukul 09.00 WIB, menu untuk mengaktifkan fitur desktop belum tersedia, meski sudah menggunakan aplikasi WhatsApp terbaru, versi 2.11.498.

Sumber: Kompas.com

Senin, 19 Januari 2015

Kisah Susi Hadapi Preman hingga Jadi Menteri pada "Untold Story Susi Pudjiastuti"

KOMPAS.com Buku

"Apa ini tidak salah, Pak? Bu Susi ini cuma tamatan SMP meskipun punya operator penerbangan dan eksportir hasil laut. Padahal, calon-calon menteri yang lain ada yang bergelar S-1 dan S-2, bahkan S-3. Nanti bagaimana bekerjanya?"

Itulah sepenggal pengakuan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat Presiden Joko Widodo mengajukan nama Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam buku Untold Story Susi Pudjiastuti, Dari Laut ke Udara, Kembali ke Laut yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas.

Keraguan JK seketika sirna saat melihat gebrakan Susi yang sangat fenomenal membuahkan hasil.

Kisah lain yang tak banyak terungkap ke publik adalah, ibunda Menteri Susi ternyata teman dari Ibu Fatmawati yang juga ibunda Megawati Soekarnoputri. "Ibu saya sering melakukan kunjungan ke berbagai daerah untuk melakukan kerja sosial. Meski sebagai first lady, dia banyak terjun ke lapangan. Kalau ada bencana, dia turun sendiri. Nah, mungkin pada saat melakukan karya sosial, ibu saya berkenalan dengan ibunya Mbak Susi," tulis Megawati.

Megawati sendiri menilai bahwa Susi adalah sosok "pemberontak" dalam kaitannya dengan pendidikan formal. Pernah pada suatu hari Susi bertutur kepada Megawati bahwa pendidikan yang diajarkan di sekolah tidak sesuai dengan realita yang ada dalam kehidupan sebenarnya.

Selain penuturan tokoh-tokoh nasional, para karyawan dan tetangga dekat pun ikut bercerita mengenai jatuh bangun Susi dalam menjalankan bisnis dalam buku tersebut. Sebagaimana yang diceritakan Adek yang telah bekerja bersama Susi selama 29 tahun.

Saat itu Susi akan membawa ikan dari Pangandaran ke Muara Angke dan Muara Baru. Dua daerah itu dikenal sebagai daerah yang rawan. Para preman menguasai wilayah itu. Siapa pun yang akan masuk kerap kali menghadapi masalah jika tak memberikan upeti.

Namun, Susi tak gentar. Dia siap menghadapi preman-preman di dua wilayah itu. "Dia mencari kepala preman di sana. Dia dekati dan ajak bicara. Hasilnya, dagangan Susi tidak diganggu sama sekali," kenang Adek.

Dalam hubungannya dengan bisnis penerbangan, Susi Air selama ini dikenal lebih banyak mempekerjakan pilot asing ketimbang pilot lokal. Apa pertimbangan Susi Pudjiastuti lebih memilih pilot asing?

Capt Agung AB Herwibowo yang kini menjabat sebagai Direktur Operasional Susi Air mengungkapkan bahwa para pilot Indonesia memiliki mental orang kaya. Mereka lebih bergengsi jika menerbangkan pesawat Boeing atau Airbus daripada pesawat-pesawat kecil yang dimiliki Susi Air.

Kepada para pilot dan kopilotnya, Susi meminta agar mereka mengerjakan semuanya. Tak hanya mampu sebagai mekanik, tetapi juga harus membantu mengangkat barang. "Bergabung dengan Susi Air di bawah komando Ibu Susi memberi banyak petualangan yang mengasyikkan dalam hidup saya," ujar Capt Agung.

Beragam sisi dari Susi Pudjiastuti diungkapkan oleh orang-orang dekatnya, baik di daerah, kalangan pejabat, maupun pelaku usaha, pada buku Untold Story Susi Pudjiastuti, Dari Laut ke Udara, Kembali ke Laut.

Buku ini diberi pengantar oleh Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo dengan editor Mulyawan Karim dan A Bobby PR. Para pembaca yang ingin mendapatkan buku ini bisa memesan melalui Grazera, silakan diklik di sini.

Sumber: kompas.com

Kenapa Bob Sadino Selalu Memakai Celana Pendek?

Bob Sadino di ruang tengah dengan tiang berhiaskan bata.

 Apa yang terbayang di benak Anda saat mendengar nama Bob Sadino? Banyak orang mengingat gaya penampilannya yang khas: celana jins pendek berwarna biru dan kemeja kotak-kotak putih dengan kancing atas terbuka.

Bob Sadino atau biasa disapa Om Bob memang dikenal nyentrik. Entah sejak kapan Bob suka mengenakan celana khasnya itu. 

Dalam sebuah kesempatan berbincang dengan harian Kompas yang menulis tentang rumahnya dan dipublikasikan pada Minggu, 28 Maret 2010, Bob bercerita, pada tahun 1980-an, ia tetap memakai celana pendek saat menerima kunjungan Presiden Soeharto ke kebunnya yang sekarang menjadi rumahnya.

"Bagi saya, pakaian adalah kepribadian. Soal tudingan bahwa celana pendek simbol tidak menghargai orang lain, itu sekali lagi hanyalah mindset orang kebanyakan. Saya pernah diusir dari Gedung DPR karena semata mengenakan celana pendek. Saya dituntut memakai celana panjang kalau mau masuk ke gedung rakyat itu. Oke, saya mau bertanya. Lebih baik mana, celana pendek tapi dibeli dengan uang sendiri atau celana panjang tetapi dibayar dengan uang rakyat? Ha-ha-ha," kata Bob.

Saat itu, Bob bertutur, ia acap kali suka akan sesuatu tanpa harus memiliki penjelasan.

Dalam beragam kesempatan, Bob setia dengan gaya berpakaiannya sejak lama. Dokumentasi foto yang dimiliki harian Kompas, pada 23 November 1985, Bob terlihat menyampaikan pemaparan pada acara ceramah ilmiah yang diselanggarakan Universitas Parahyangan Bandung dengan celana kesayangannya itu.


DOK. KOMPAS
Bob Sadino saat memberikan ceramah ilmiah Prospek Dunia Usaha Menjelang Pelita V di Kampus Universitas Parahyangan 23 November 1985.

Bob dan celana khasnya kini tinggal kenangan. Pengusaha kelahiran Tanjung Karang, Lampung, 9 Maret 1933 itu mengembuskan napas terakhirnya pada Senin (19/1/2015), pukul 18.05 di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan. Ia meninggal lantaran komplikasi penyakit.

Sebagai pengusaha sukses, Bob mengaku mendapatkan ilmu bisnis di "jalanan", bukan di bangku kuliah. Ia adalah pemilik PT Boga Catur Rata, PT Kem Foods, dan PT Kem Farm.

Dari "ilmu jalanan" itu, menurut dia, wirausaha adalah sesuatu yang dilaksanakan, bukan dibicarakan atau didiskusikan.

Bob Sadino juga memiliki angka favorit yaitu 2121. Di rumahnya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, angka ini bertebaran. Apa makna angka itu bagi Bob?

Sumber: kompas.com

Followers