Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa penerbangan, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), berencana menambah pesawat tipe Boeing 737 seri klasik pada tahun ini. "Kami akan menambah sekitar tujuh pesawat tersebut pada tahun ini," kata Direktur Utama Merpati Sardjono Jhony Tjitrokusumo, , Kamis (7/4).Sebelumnya, Kementerian Perhubungan RI meminta sejumlah maskapai penerbangan memeriksa kondisi pesawat Boeing 737 seri klasik yang dioperasikan. Instruksi tersebut muncul pasca terjadinya retakan pada atap pesawat tipe tersebut milik maskapai Southwest Airlines beberapa waktu lalu. Keretakan tersebut diduga dipicu oleh tekanan udara di kabin setelah ribuan kali lepas landas.
Insiden tersebut mendorong Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) meminta pemeriksaan pada pesawat tersebut. Pengumuman dari FAA tersebut berlaku bagi 175 pesawat di seluruh dunia, termasuk 80 pesawat yang berbasis di Amerika Serikat.
Walau ada permasalahan tersebut, Merpati belum berencana menunda penambahan pesawat. Menurut Jhony, kondisi pesawat tergantung pada perawatan yang dilakukan masing-masing maskapai. "Dilihat juga pesawat tersebut buatan tahun berapa. Apakah mereka juga sudah melakukan pemeriksaan rutin, dan lainnya," kata Jhony.
Menurutnya, Indonesia memiliki regulasi jelas bagi maskapai yang mau melakukan pengadaan pesawat. Pesawat yang sudah berumur di atas 20 tahun tidak boleh dimasukkan ke Indonesia. Jika usia pesawat belum sampai 20 tahun, maka boleh dimasukkan dan dipakai hingga berusia 35 tahun.
Sementara, pesawat yang rencananya didatangkan Merpati rata-rata buatan tahun 1995, dan tergolong pesawat berumur muda di dunia penerbangan. Pesawat tersebut bertipe Boeing 737 Classic Series (300/400/500) dan diperoleh Merpati melalui sewa.
Pasca keluarnya instruksi dari Kementerian Perhubungan, Merpati juga langsung melakukan pemeriksaan terhadap pesawat Boeing 737 yang dimiliki perusahaan. Hingga saat ini, tercatat ada 11 pesawat Boeing 737 seri klasik yang dimiliki Merpati. Sebanyak 9 pesawat dioperasikan, dan 2 pesawat sedang 'grounded'. "Saat ini, beberapa pesawat sudah dilakukan pemeriksaan dan kami belum menemukan kerusakan," kata Jhony.
Sumber : http://www.infopenerbangan.com/berita/nasional/3091-merpati-tetap-tambah-7-pesawat-boeing-737-.html
Insiden tersebut mendorong Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) meminta pemeriksaan pada pesawat tersebut. Pengumuman dari FAA tersebut berlaku bagi 175 pesawat di seluruh dunia, termasuk 80 pesawat yang berbasis di Amerika Serikat.
Walau ada permasalahan tersebut, Merpati belum berencana menunda penambahan pesawat. Menurut Jhony, kondisi pesawat tergantung pada perawatan yang dilakukan masing-masing maskapai. "Dilihat juga pesawat tersebut buatan tahun berapa. Apakah mereka juga sudah melakukan pemeriksaan rutin, dan lainnya," kata Jhony.
Menurutnya, Indonesia memiliki regulasi jelas bagi maskapai yang mau melakukan pengadaan pesawat. Pesawat yang sudah berumur di atas 20 tahun tidak boleh dimasukkan ke Indonesia. Jika usia pesawat belum sampai 20 tahun, maka boleh dimasukkan dan dipakai hingga berusia 35 tahun.
Sementara, pesawat yang rencananya didatangkan Merpati rata-rata buatan tahun 1995, dan tergolong pesawat berumur muda di dunia penerbangan. Pesawat tersebut bertipe Boeing 737 Classic Series (300/400/500) dan diperoleh Merpati melalui sewa.
Pasca keluarnya instruksi dari Kementerian Perhubungan, Merpati juga langsung melakukan pemeriksaan terhadap pesawat Boeing 737 yang dimiliki perusahaan. Hingga saat ini, tercatat ada 11 pesawat Boeing 737 seri klasik yang dimiliki Merpati. Sebanyak 9 pesawat dioperasikan, dan 2 pesawat sedang 'grounded'. "Saat ini, beberapa pesawat sudah dilakukan pemeriksaan dan kami belum menemukan kerusakan," kata Jhony.
Sumber : http://www.infopenerbangan.com/berita/nasional/3091-merpati-tetap-tambah-7-pesawat-boeing-737-.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar