SAMARINDA. Kepastian adanya perusahaan penerbangan di Kaltim yang akan dinamai Kaltim Airlines akan mulai serius digarap, dan jika sesuai dengan rencana, penerbangan pertama akan dilakukan Agustus ini.
Hal ini diutarakan oleh Pimpinan Consulting Partner PC Aero, Samudra Sukardi.
Menurutnya, Kaltim sudah harus bersiap-siap melanjutkan rencana pendirian Kaltim Airlines tersebut.
Penggabungan pihak terkait rencananya berbentuk Kaltim Aviation Holding yang akan diisi jajaran Pemprov Kaltim, pemerintah kota/kabupaten, PC Aero, unsur Perusda Melati Bhakti Satya (MBS) dan pemilik Air Operator Certificate (AOC).
Menurut Sukardi, Bandara Sepinggan Balikpapan akan menjadi bandara pengumpul dan Bandara Samarinda Baru (BSB) akan menjadi bandara pengumpan Kaltim Airlines melalui BSB/Temindung yang rencananya akan mengalirkan rute penerbangan menuju Bandara Nunukan, Bandara RA Bessing Malinau, Bandara Sangkimah Kutai Timur, Bandara Tanjung Harapan di Tanjung Selor Bulungan, Bandara Melalan Sendawar (Melak) di Kutai Barat, Bandara Datah Dawai di Kutai Barat, Bandara Long Bawan Nunukan, Bandara Long Ampung di Malinau, Bandara Paser dan Bandara Bontang.
Untuk tahap awal, jumlah pesawat yang disarankan adalah 5 pesawat. Tipe yang akan menjadi pilihan diantaranya DHC8-100, CN 235-220, C 212-300, Carravan 208b dan Y12.
Waktu yang dipersiapkan menuju penerbangan perdana ditargetkan selesai April. Pemilihan dan kerjasama dengan AOC diselesaikan Mei, proses penyediaan dan sewa pesawat, Juni hingga Juli. Jika semua berjalan mulus, maka Agustus tahun ini penerbangan pertama Kaltim Airlines sudah dapat diwujudkan, terang Sukardi.
Mantan Direktur Utama Garuda tersebut, menyebutkan ada 3 poin penting yang harus disepakati jika menginginkan pendirian Kaltim Airlines berjalan sukses. Pertama, berkaitan dengan kesamaan tujuan dan motivasi seluruh komponen daerah untuk mewujudkan Kaltim Air sebagai jembatan udara di Kaltim. Kedua adalah terkait modal kerja atau finansial dan ketiga pengelolaan Kaltim Airlines harus profesional.
Bisnis penerbangan ini tidak ada yang economic skill, semua memerlukan permodalan yang kuat. Pemprov dan Perusda harus segera menemukan solusi untuk itu. Yang lebih penting lagi, tidak ada istilah titipan pegawai atau apa...............................
Sumber: Samarinda Pos
Berita Lengkap: http://www.sapos.co.id/index.php/berita/detail/Rubrik/15/16321
Dari: Pebisnis Online <bisnisbiasa@yahoo.co.id>
Kepada: instanx.infobiz.kirimboss@blogger.com; instanx.infobiz.kirimboss1@blogger.com; instanx.infobiz.kirimboss2@blogger.com
Cc: miqsancell.kirimboss1@blogger.com
Terkirim: Sab, 9 April, 2011 20:44:37
Judul: Bayi Dibuang di Areal Bandara Soetta
Bayi perempuan yang diperkirakan berumur beberapa hari ditemukan warga tergeletak dalam kantong plastik di pinggir pagar Bandara Soekarno-Hatta, tepatnya di Jalan Marsekal Suryadarma, Selapajang, Neglasari, Kota Tangerang, Jumat (9/4) pagi. Kuat dugaan bayi berkulit hitam itu dibuang ibu kandungnya guna menutup aib karena lahir dari hubungan tidak sah.
Informasi yang dihimpun INDOPOS (JPNN Group) , bayi malang itu kali pertama ditemukan Tika, 30, warga setempat. Saat itu, dia melintas di sana pukul 05.30 mendengar tangisan suara bayi. Awalnya, dia takut lantaran suara bayi itu berasal dari semak belukar. "Saya sempat kaget saat mendengar suara tangisan karena suasana sepi,"terang Tika, Jumat (8/4).
Lantaran penasaran, dia menelusuri asal-usul suara tersebut. Setelah melihat kantong plastik bergerak-gerak Tika mengambil dan membukanya. Alangkah kagetnya setelah melihat kantong plastik itu berisi bayi perempuan yang diperkirakan berusia beberapa hari. Selanjutnya, temuan itu dilaporkan kepada warga setempat dan diteruskan ke Polsek Neglasari.
Bayi seberat 1,5 kilogram dan tali pusar yang masih basah sempat menjadi tontonan warga sekitar sebelum dibawa petugas ke Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang untuk mendapat perawatan. Hingga saat ini bayi malang tersebut menjalani perawatan secara intensif di ruang Verinatologi, RSU Tangerang.
Kapolsek Neglasari AKP Nezim mengatakan diduga bayi yang itu dibuang ibu kandungnya. "Kami masih mencari siapa ibu kandung yang tega membuang bayi tersebut ini,"terangnya.
Saat ditanya apakah ada kemungkinan bayi itu anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Nezim mengaku tidak mungkin. Lantaran, pengawasan TKI saat tiba di Indonesia sangat ketat. "Kalau dibuang wanita malam kemungkinan bisa terjadi," tegasnya.
(JPNN.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar