Yuni Astutik - Okezone
Ilustrasi: Kalkulator
JAKARTA - PT Merpati Nusantara Airlines berniat untuk mengurangi jumlah utang perusahaan. Di mana utang perusahaan terakumulasi hingga 2010 sejumlah Rp1,9 triliun.
"Tahun lalu, kita cuma melakukan restruck utang kepada pihak swasta, yakni lessor pesawat. Untuk tahun ini kita akan kembali melakukan restruck utang di sektor swasta. Sedangkan untuk utang kepada sejumlah BUMN, kami akan mengajukan PMN," ungkap Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines Sardjono Djhony Tjitrokusumo saat dihubungi di Jakarta, Rabu (6/4/2011).
Dijelaskannya, dari besaran utang tersebut sebanyak 50 persen merupakan utang kepada pihak swasta. Sementara untuk sisanya yang 50 persen merupakan utang di sejumlah BUMN, antara lain kepada PT Pertamina, PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Jasindo, dan PPA.
"Utang ke pihak swasta sekitar 50 persen. Utang ke pemerintah diantaranya ke pertamina, ada utang lama yang tidak terbayar. Lalu kemudian sama PPA tentunya, lalu ke Jasindo yang musti dibayar, Angkasa pura, dan lain sebagainya. Tidak bisa disebutkan satu-satu," terangnya.
Untuk jatuh tempo dari utang tersebut, dirinya menyatakan untuk tidak membahas mengenai masa jatuh tempo terkait dengan masalah utang Merpati. "Jatuh temponya sudah bertempo-tempo. Jangan membicarakan tempo lagi kalau utang merpati," ungkapnya.
Sementara itu, untuk tahun ini, perseroan menargetkan perolehan operating margin sebesar Rp312 miliar. target tersebut melonjak tajam dibanding dengan tahun sebelumnya yang 2010 yang sebesar Rp243 juta. "Kita mau dapat operating margin Rp312 miliar tahun ini. Kalau tahun lalu Rp243 juta," pungkasnya.(wdi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar