MERPATI Nusantara Airlines bulan September lalu merayakan hari jadinya yang ke-48. Di bawah direksi baru, perusahaan penerbangan milik negara itu bertekad terus bangkit dan berkibar di tengah persaingan yang kian sengit.
Lewat penerbangan perintisnya, siapa yang tidak kenal dengan Merpati. Fakta membuktikan Merpati pernah berjaya. Di bawah kepemimpinan Direktur Utama PT Merpati yang baru, Sardjono Jhony Tjitrokusumo, dengan berbagai cara, Merpati akan meraih kembali kejayaan yang pernah direngkuhnya.
Lalu, apa yang akan dilakukan lebih dulu oleh direksi baru? "Membangun semangat. Maklum, sebelum ini, Merpati kan pernah luluh lantak," kata Jhony kepada AVIASI awal September lalu.
Luluh lantak yang dimaksud Jhony adalah dalam bebarapa dekade, Merpati menderita kerugian. Ke depan, katanya, Merpati harus bangkit menghadapi persaingan dan harus bisa meraih laba. "Harapan ke depan Merpati bisa terus berkibar dan bangkit dari keterpurukan," tegasnya.
Untuk itu, katanya lagi, keluarga besar Merpati bertekad memperbaiki kinerja, "agar mendapatkan kepercayaan lagi dari seluruh masyarakat."
Setelah sekian lama didera masalah dan merugi, di bawah manajemen baru, Merpati melakukan sejumlah pembenahan dan perbaikan. "Setelah berhasil membukukan keuntungan, tentunya kami membangun fase profesionalisasi dan profitasi."
Profesionalisasi yang dimaksud adalah menempatkan orang dan tenaga di posisi yang tepat dan memiliki kompetensi di bidangnya melalui sentuhan tenaga profesional. "Merpati juga akan melakukan restrukturisasi dengan membangun infrastruktur seperti memberlakukan e-ticketing," katanya.
Langkah lain adalah mengganti pesawat Boeing 737-200 yang dikenal boros dan tidak efisien dengan Boeing 737-300 dan 400. Tambahan pesawat juga diberlakukan untuk pesawat jenis baling-baling (propeller) dibarengi penerapan Performance Management System (PMS). "Kita juga memperkenalkan Maintenance Repair Overhaul dan mengoptimalkan Merpati Maintenance Facility," tambah Sardjono Jhony Tjitrokusumo.
Mustafa Abubakar, Menteri BUMN belum lama ini meminta direksi baru PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) solid dan berkomitmen tinggi melaksanakan rencana bisnis untuk mencapai target efisiensi perusahaan. Komitmen direksi baru harus diwujudkan secara konkret, agar target restrukturisasi perusahaan bisa tercapai.
Mustafa tak menutup mata, direksi baru Merpati mengemban tugas berat mengingat kondisi perusahaan yang mengalami masalah dan kritis. Businessplan penyelamatan Merpati telah disusun dengan supervisi PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Di dalam rencana bisnis tersebut dikaji kelayakan pengadaan 15 pesawat jenis MA-60 dari China.
Perusahaan penerbangan plat merah tersebut membutuhkan dana sekitar Rp 799,8 miliar selama tahun 2010 untuk keperluan restrukturisasi utang dan operasional perusahaan. Dana yang dibutuhkan mencapai Rp 489,6 miliar dalam bentuk utang baru, dan Rp 310 miliar untuk operasional dan penambahan armada. Total restrukturisasi utang Merpati mencapai Rp 3,14 triliun, terdiri atas utang lama sebesar Rp 2,65 triliun.
Merpati diharapkan dapat mengatasi masalah keuangan dengan suntikan tersebut. Namun kalau tetap jeblok, maka kebijakan itu akan dievaluasi pemerintah. "Kalau Merpati tetap rugi keberadaan Merpati akan dievaluasi lagi," tegas Mustafa.
Direksi yang lama, bersama pemerintah sudah membuatkan bisnis plan ke depan untuk Merpati. Diharapkan direksi baru mampu menjalankan semua program penyelamatan Merpati tersebut.
Untuk mendukung pelaksanaan business plan tersebut, pemerintah melalui Komite Restrukturisasi dan Revitalisasi PT MNA juga akan mengusulkan tambahan pinjaman tahap kedua dari PT PPA. Jika nantinya pinjaman tersebut dipenuhi, hal ini harus disertai catatan bahwa bantuan pinjaman tersebut adalah yang terakhir kalinya.
Kalau sampai gagal atau tidak memberikan hasil sebagaimana diharapkan, maka kelangsungan dan eksistensi Merpati akan dipertimbangkan lagi, tegas Mustafa.
Direktur Utama Merpati yang baru telah dihadang oleh berbagai macam tugas serta tuntutan dalam bidangnya, terlebih dirinya harus segera mempersiapkan serta membawa perusahaan maskapai penerbangan ini ke arah yang lebih sukses lagi ke depannya karena jika tidak, maka Merpati akan dilikuidasi oleh menteri BUMN.
"Itu jelas merupakan beban berat bagi saya, karena jika Merpati tidak bisa memperbaiki kinerjanya, maka Merpati akan terancam keberadaannya," papar Jhony sapaan akrab direktur utama Merpati ini.
Jhony juga menjelaskan bahwa Merpati saat ini harus bisa berjuang untuk mempertahankan itu semua atau lebih tepatnya Merpati harus fight to survive or we die. Dengan motto seperti itu dia optimistis Merpati bisa bangkit lagi ke depan.
Sardjono Jhony Tjitrokusumo adalah lulusan dari Australian Aviation College, kemudian bekerja sebagai pilot di Merpati Airlines. Merpati adalah awal mula kariernya sebagai pilot hingga menjadi pilot senior.
Dia sempat meninggalkan Merpati untuk mencoba berkarier di perusahaan swasta sebagai pilot juga, lebih tepatnya di Etihad Airways yang berkantor pusat di Abu Dhabi. Selain itu dia juga pernah menerbangkan pesawat dari maskapai penerbangan US Texaco TEEMS Project, Silk Air (Singapore Airlines), Qatar Airways serta beberapa maskapai penerbangan lainnya. (Edi)
Jogyakarta-Jakarta dan sebaliknya adalah salah satu rute yang paling sibuk selain Surabaya–Jakarta, Medan–Jakarta, Denpasar–Jakarta. Bayangkan dengan 25 kali flights per hari ke Jakarta, tentu sudah menggambarkan betapa sengitnya operator memperebutkan kue penumpang ke Jakarta .
Semua operator mengerahkan armada terbaiknya untuk melayani penumpang Jogyakarta-Jakarta pergi pulang. Garuda Indonesia mengerahkan khusus armada Boeing 737-800 NG, Lion menerjunkan Boeing 737-900ER dan Mandala serta Air
Tidak ada komentar:
Posting Komentar