Bu Ria bukanlah teman akrab, bahkan dibandingkan teman-teman ngajiku yang lain bu Ria masih terbilang baru. Bukan berarti diantara kami tidak ada kedekatan, justru sebaliknya, kami merasa bersaudara antara satu dan yang lain.
Sejak pertama kali mengenal Bu Ria, terbersit rasa kagum terhadap sosok beliau, rasa kagum ini yang mendorongku untuk mengungkapkannya lewat tulisan.
Bu Ria adalah wanita yang memiliki 13 orang anak, bukan karena banyaknya anak inilah yang membuat aku kagum. Tapi karena ketegarannya, kesabarannya, kasihsayangnya dan juga pengorbanannya dalam mengasuh ketigabelas anaknya inilah yang membuat aku terpana "Kok ada ya...wanita seperti Bu Ria?" Gumamku waktu itu ketika baru pertama kali mengenal beliau. Betapa tidak, dari 13 anaknya hanya satu yang merupakan anak kandung, 12 yang lain adalah anak angkat!
Setelah beberapa tahun menikah, Bu Ria tidak juga di karuniai momongan, dokter memvonis bahwa Bu Ria mandul. Akhirnya Bu Ria beserta suami sepakat untuk mengadopsi anak, tanpa berniat bahwa anak yang mereka adopsi adalah sebagai pancingan agar mereka segera dikaruniai anak oleh Allah SWT. Anak yang diadopsi oleh Bu Ria berasal dari kalangan tidak mampu, bahkan ada beberapa anak yang diantarkan oleh kedua orang tuanya ke rumah Bu Ria untuk diadopsi tentu saja karena alasan ekonomi, Bu Ria menerimanya dengan senang hati.
Hingga akhirnya Bu Ria sudah memiliki 11 orang anak angkat. Di titik inilah Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang berkenan menurunkan rahmat NYA, menunjukan kuasa NYA pada Bu Ria. Bu Ria yang telah divonis mandul, ternyata hamil !
Inilah bukti bahwa Allah tidak pernah lalai terhadap do'a-do'a hamba NYA.
Kebahagiaan menyelimuti keluarga Bu Ria, pada akhirnya do'a mereka dikabulkan oleh Allah, dan Bu Ria bisa merasakan menjadi wanita yang sempurna, bisa melahirkan dan memiliki anak.
Memiliki anak kandung tidak lantas membuat Bu Ria lupa terhadap anak-anaknya yang lain, bahkan Bu Ria masih mau menerima seorang anak lagi untuk diadopsi sehingga jumlah anak Bu Ria seluruhnya menjadi 13 orang. Semuanya menjadi tanggung jawab Bu Ria dan suami, sesuatu yang menurutku tidak semua orang mau melakukannya.
Di jaman seperti sekarang ini dimana orang lebih suka menumpuk-numpuk materi, berfoya-foya menghamburkan harta, amat sulit ditemui orang seperti Bu Ria, rela berkorban demi kehidupan orang lain, meski beliau sendiri dalam kondisi pas-pasan.
Sebagai seorang yang taat pada aturan agama, Bu Ria mendidik ke 13 anaknya dengan baik. Semuanya mendapatkan kasih sayang cukup, merata tidak di beda-bedakan antara satu dengan yang lain, mereka mendapatkan hidup yang layak meski tidak berlebihan, mereka juga mendapatkan pendidikan yang memadai.
Setelah lulus SD, Bu Ria mengirim mereka ke pesantren untuk melanjutkan sekolah sekaligus memperdalam agama. Setelah lulus aliyah merekapun melanjutkan keperguruan tinggi. Meski dalam kesederhanaan, Bu Ria tetap berusaha menyekolahkan anak-anaknya sampai sarjana.
Kepada 12 anak angkatnya Bu Ria tidak pernah menyembunyikan identitas mereka, mereka tetap diberi tahu dengan bijak siapa orang tua kandung mereka dan dari mana mereka berasal, dengan begitu mereka mengenal siapa diri mereka sebenarnya.
Memiliki 13 orang anak tidak lantas membuat Bu Ria hanya sibuk mengurus keperluan rumah tangganya saja, tapi beliau tetap aktif diluar. Selain membawahi sebuah TK yaitu TK Insan Utama, beliau juga menjadi pengajar di SD Muhammadiah Gaperi sebagai guru agama. Bu Ria juga mengajar beberapa taklim di lingkungan sekitar selain beliau juga mengaji bersama-sama kami. Bu Ria yang seorang insinyur pertanian masih semangat untuk menimba ilmu, beliau kuliah lagi mengambil program S1 PAUD.
Satu lagi aktifitas beliau yang baru aku ketahui adalah memandikan jenazah. Bu Ria beserta timnya bersedia di panggil untuk memandikan dan mengurus keperluan jenazah tanpa di pungut biaya. "Dengan memandikan jenazah insyaAllah dosa-dosa kita akan berguguran, seperti daun yang gugur dari pohonnya" kata Bu Ria mengutip sebuah hadist.
Di usiannya yang tidak lagi muda, Bu Ria masih semangat melakukan aktifitas. Tanpa kenal lelah Bu Ria mengayuh sepedanya, sepeda yang selalu setia menemani kemana Bu Ria pergi. Kadang aku bertanya dalam hati " apakah seperti ini potret wanita calon penghuni surga?" Mudah-mudahan aku tidak berlebihan, setidaknya ini merupakan do'aku untuk Bu Ria, seorang wanita yang tegar, penyabar, penuh kasih sayang dan rela berkorban untuk orang lain. Mudah-mudahan apa yang beliau lakukan mendapat rihdo dari Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar