www.birotiket.com/?id=tiket2012 - Nikmati Layanan Tiket Pesawat Murah, Booking dan Cetak Sendiri Tiketnya

BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA

Bergabung? silahkan klik disini

Senin, 24 Juni 2013

Inilah Risiko yang Mungkin Terjadi Jika Ibu Hamil Tidur Ngorok



Saat mulai berbadan dua, seorang perempuan harus lebih memperhatikan diri dan kesehatannya. Nah, jika seorang ibu hamil tidur mendengkur, tidak boleh disepelekan. Sebab ada beberapa risiko yang mungkin terjadi. Apa saja?

"Sebab dapat meningkatkan berat badannya dan berdampak pada hormon hingga menyebabkan bengkak pada saluran nafas dan juga diabetes," tutur ahli kesehatan RS Mitra Kemayoran, Jakarta, dr Andreas Prasadja, RPSGT saat dihubungi detikHealth Rabu (19/6/2013).

Ia menambahkan ngorok saat tidur pada ibu hamil bisa menyebabkan preeklampsia seperti tekanan darah meningkat, terdapat protein di dalam urine, bengkak di bagian tubuh tertentu akibat penumpukan cairan, sakit kepala, pandangan kabur, serta mual dan muntah.

Pendapat dr Andreas senada dengan studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology. Dari studi tersebut diketahui bahwa wanita yang mulai mendengkur ketika hamil cenderung dua kali lebih sering mengalami preeklamsia dibandingkan wanita hamil yang tidak mendengkur.

Ngorok atau mendengkur dialami oleh 20-35 persen ibu hamil, bahkan yang semula tidak pernah ngorok. Diyakini, peningkatan berat badan saat hamil membuat otot pernapasan terdesak sehingga menyempit di bagian tenggorokan lalu berbunyi saat dilewati udara.

Sementara itu, pakar kesehatan tidur dari RS Medistra, Jakarta, dr Rimawati Tedjasukmana, SpS, RPSGT mengatakan di Australia ada satu penelitian dokter yang memeriksa ibu hamil mendengkur. Anak yang lahir dari ibu hamil yang mendengkur biasanya saat lahir berbobot kecil. Sang ibu juga rentan mengalami hipertensi.

"Kalau sebelum hamil tidak mendengkur, mendengkur hanya di trimester terakhir, berarti itu karena berat badan naik sehingga ada penumpukan cairan di tubuh, terutama di leher. Nanti setelah melahirkan dan berat badannya turun, ngoroknya akan hilang," kata dr Rimawati.

Nah, jika si ibu juga mengalami sleep apnea, maka perlu lebih diperhatikan. Menurut dr Rimawati, sleep apnea bisa menyebabkan oksigen dalam tubuh si ibu naik turun dan mengganggu perkembangan janin.

"Hal ini berbahaya bagi janin dan ibunya," ujarnya.

Dari penelitian berskala kecil yang dilakukan oleh Dr Alison Fung dari Melbourne's Mercy Hospital for Women, kebiasaan ngorok pada ibu hamil berkaitan dengan perkembangan janin dan berat badannya waktu lahir. Namun penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan.

Sumber: detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers