Minggu, 10 Maret 2013
5 Hal Baik Soal Hotel yang Bisa Dicontoh Maskapai
Jakarta - Maskapai boleh saja berlomba-lomba jadi yang terbaik dari segi pelayanan. Tapi, setidaknya ada 5 hal baik soal hotel yang bisa diterapkan agar traveler mendapat pelayanan maskapai yang memuaskan. Apa saja?
Hotel dan maskapai pasti masuk dalam itinerary traveler saat merencanakan perjalanan. Hal yang berbeda memang, namun bersinggungan dalam hal pelayanan terhadap konsumen.
CNN Travel pada Jumat (8/3/2013) merangkum 5 hal baik soal hotel yang bisa diterapkan pada maskapai. Dibantu para pakar perhotelan dan penerbangan, 5 hal inilah yang bisa menjadikan layanan maskapai semakin memuaskan:
1. Sistem rating yang universal
Anda pasti sering mendengar "hotel bintang 5", "hotel bintang 4", dan seterusnya. Ya, rating adalah salah satu hal yang paling diperhatikan oleh traveler sebelum menginap.
Sementara hotel punya rating sebagai penilaian secara universal, maskapai setidaknya hanya punya 2 kriteria yakni kabin ekonomi dan bisnis. Apakah itu cukup?
Lori Lincoln, Director of Corporate Communications Shangri-La International Hotel Management mengatakan, rating dibutuhkan agar konsumen mendapat pelayanan sesuai yang diharapkan. "Maskapai-maskapai bisa meningkatkan pelayanan secara lebih konsisten terhadap produk dan servisnya," tambahnya.
Sampai saat ini hanya ada 1 rating maskapai yakni Skytrax Global Airline Rating, itu pun tak banyak diketahui traveler.
2. Staf berdedikasi tinggi
Tanyakanlah kepada para direktur hotel, hal apa yang menjadikan hotel mereka sukses. Mereka pasti akan menjawab: dedikasi karyawan.
Hal yang sama berlaku pada maskapai. CEO Skytrax, Edward Plasteid mengatakan, servis dari para staf berperan penting dalam penentuan rating bintang 5 terhadap sebuah perusahaan.
Insentif adalah salah satu faktor penting. Pada perusahaan hotel, karyawannya bisa mendapatkan jabatan lebih tinggi dalam karir. Itulah salah satu hal yang menjadikan para staf berlomba untuk berdedikasi tinggi terhadap pekerjaan mereka.
"Ada kesempatan bagi para karyawan untuk meningkatkan karir. Sangat penting untuk mempertahankan servis yang memuaskan," tutur General Manager Kowloon Shangri-La Hotel di Hong Kong, Timothy Wright.
Tapi lain halnya dengan pramugari, atau kru kabin pesawat lainnya. Harus ada insentif bagi pekerja di perusahaan maskapai, berupa jenjang karir, agar mereka berdedikasi tinggi.
3. Sisi humanis
Traveler mana yang tak merasa senang, mendapati selembar kertas bertulisan tangan "Selamat Datang" saat memasuki kamar. Traveler mana yang tak senang seorang bartender hafal minuman favoritnya setelah menginap beberapa malam. Inilah beberapa contoh pengaplikasian sisi humanis yang dilakukan oleh para staf.
Hal-hal kecil seperti ini akan lebih diingat oleh para tamu, termasuk Anda tentunya. Tak hanya hotel, maskapai juga bisa melakukan konsep yang sama. Membawa sisi humanis lewat layanan personal di pesawat udara.
Maskapai bujet asal AS yakni JetBlue pernah punya misi mengembalikan sisi humanis dalam dunia penerbangan. Sekarang, tak jarang traveler yang memilih JetBlue dibanding maskapai-maskapai besar lainnya hanya untuk mendapat pelayanan personal.
4. Mengutamakan pengalaman terbaik bagi konsumen
Banyak hotel yang punya semboyan "feels like home", serasa di rumah. Ini adalah salah satu bentuk pengalaman yang akan dirasakan para wisatawan saat menginap. Maskapai juga bisa mengaplikasikan hal yang sama, mengutamakan pengalaman terbaik bagi para penumpang.
Sedikit obrolan, tersenyum kepada tiap penumpang, memberi minuman gratis untuk para penerbang rutin. Hal-hal kecil seperti itu bisa membuat perbedaan yang besar.
"Dengan berkembangnya teknologi untuk mendukung pelayanan konsumen, maskapai harus bisa membuat penerbangan lebih personal," kata Lori Lincoln.
5. Efisiensi
Sementara hotel bisa memanjakan tamunya dengan antar-jemput dari bandara, maskapai tak bisa banyak berkutik saat penumpangnya check in dan boarding.
IATA, sebuah organisasi yang memperkenalkan tiket elektronik dan boarding pass berkode, memaparkan sebuah visi masa depan tentang bagaimana penumpang pesawat bisa traveling secara lebih efisien di masa depan. Singkatnya, 'bisa diprediksi, aman, dan konsisten secara global'.
IATA memaparkan servis apa saja yang bisa membantu efisiensi selama perjalanan udara. Mulai dari proses check in sampai keamanan yang meninggalkan konsep 'bobol koper'. Tak ada lagi koper atau tas yang dibuka paksa.
Tujuannya, agar penerbangan menjadi lebih sederhana pun memuaskan. Kalau maskapai bisa menerapkan setidaknya 5 hal di atas, traveler pasti akan merasa puas dengan servis maskapai.
Sumber : travel.detik.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar